Program Proposoku, LPMS Poso Dampingi Mantan Napiter

SWARAQTA– Sekitar dua puluh mantan narapidana terorisme (Napiter) Poso ditemani sang istri mengikuti kegiatan sosialisasi yang diberi nama program Proposoku, Minggu siang (2/6/2024).
Proposoku diinisiasi oleh Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Poso bekerjasama The Habibie Center, berlangsung di Momi Cafe, Kelurahan Bonesompe, Kecamatan Poso Kota Utara.
Para mantan Napiter atau eks Napiter ditemani istrinya diberikan materi, saling diskusi, hingga masing-masing peserta mempresentasikan sebuah program pembangunan.
Direktur Eksekutif LPMS Poso, Endriati Nur kepada wartawan menyampaikan, program Proposoku telah lama dijalankan bersama-sama dengan The Habibie Center dan teman-teman eks Napiter Poso sejak tahun 2022 hingga saat ini.
“Tahun 2024 ini kami memulai kembali, mensosialisasikan kepada mereka-mereka Napiter yang belum kami dampingi untuk sama-sama bisa terlibat ikut membangun Poso kedepan yang lebih baik pasca konflik,” ungkapnya.
Kata Endriati, Proposoku sebuah program pendampingan bagi eks napi terorisme Poso yang berbasis pendekatan psikosial dan keluarga, guna mendorong agar terbebas dari paham radikal serta untuk memperkuat komunitas dalam upaya pencegahan pengaruh paham kekerasan ekstrim.
“LPMS dan The Habibie Center berharap dengan sosialisasi ini, para peserta paham dan dapat terbangun komitmen kuat dalam melakukan perubahan yang lebih baik bagi eks Napiter dan keluarga serta daerah Poso kedepan ini,” tuturnya.
Untuk diketahui penanganan tindakan radikal atau biasa disebut kekerasan ekstrim selalu lahir dan berkembang dimasyarakat melalui isu-isu SARA, namun bukan sesuatu yang mudah penyelesaiannya dimasyarakat kita.
Kabupaten Poso sebagai salah satu daerah pasca konflik di Indonesia selalu bersinggungan dengan isu-isu radikalisme.
Penanganan terorisme selama ini memang pendekatan penanganannya masih lebih banyak bersifat langsung melalui pilihan lapangan berbasis security, walaupun pilihan ini cukup penting dilakukan untuk tujuan pencegahan dan penindakannya.
Sekalipun pilihan langsung telah banyak dilakukan, tapi penting juga dilakukan pilihan tidak langsung sebagai bentuk alternatif yang dibutuhkan saat ini, guna mengikis akar radikalisme memperkuat upaya-upaya pencegahan dini dimasyarakat melalui pendidikan dan pendampingan dalam pemberdayaan ekonomi serta lainnya.
Maka dengan konsep pendekatan langsung inilah, LPMS bersama The Habibie Center telah mengembangkan sebuah program pendampingan bagi eks napi terorisme Poso melalui program PROPOSOKU yang berbasis pendekatan psikosial dan keluarga.(RyN)