Y.PAL Poso Gelar Workshop Penanggulangan Bencana dan Pemberdayaan Sosial Masyarakat

SWARAQTA- Yayasan Panorama Alam Lestari (Y.PAL) Kabupaten Poso, Sulteng, menggelar workshop peace building dalam pemetaan kepentingan situasi kesenjangan/konflik dan dampak serta meningkatkan pemahaman triple nexus. Kamis (12/12/2024).
Kegiatan ini kerja sama Y.PAL Poso melalui program Together berlangsung di Aula Bappeda Poso, yang turut dihadiri pihak Pemda Poso, Pemdes Meko, PT. Poso Energy, Kapolres dan Dandim.
Direktur Y.PAL Poso, Yopy Hary mengatakan, program Towards Greater Effectivenees and Timeliness In Humanitarian Emergency Respons (TOGETHER) yang dijalankan oleh konsorsium 4 LSM Jerman dimana program ini bertujuan, untuk berkontribusi secara lebih bermakna terhadap program pelokalan aksi-aksi kemanusiaan di 8 negara.
Menurutnya, program yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Jerman ini memfokuskan pada peningkatan kapasitas organisasi kemanusiaan lokal dan mendukung keterlibatan mereka dalam aksi kemanusiaan dan respon atas krisis kemanusiaan.
Kata Yopy, di tahun 2023 sampai 2024 Y.PAL yang didukung oleh Caritas Germany dalam program TOGETHER telah melaksanakan program dengan serangkaian aktifitas dan juga pendampingan terhadap masyarakat di Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso.
“Program tersebut memperkuat ketanguhan masyarakat untuk merespon bencana banjir yang sudah tiap tahun terjadi antara bulan Maret, April hingga Mei yang diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi dan adanya sedimentasi yang membuat pendangkalan pada Sungai Meko,” ucapnya.
Dari hasil pengakajian risiko yang telah dilakukan oleh Y.PAL bersama dengan Masyarakat desa meko dalam analisanya dampak banjir bisa mencapai 60-60 % dapat berpotensi pada kerusakan dan korban jiwa luka luka dengan ketingian banjir mencapai 1,5 Meter, situasi ini dapat kita simpulkan bahwa kerentanan masyarakat sangat tinggi apa bila bencana banjir sewaktu waktu dapat melanda pemukiman masyarakat.
Juga dari hasil kajian ini ada 244 KK (860 Jiwa) terdampak banjir yang juga termaksud. didalamnya 94 KK kelompok beresiko dan ditambahkan dengan data kerugian masyarakat akibat gagal panen karena banjir ada 10 Ha perkebunan dan 90 Ha sawah dengan estimasi kerugian mencapai Rp. 60.000.000. Kejadian bencana banjir tanggal 3 Mei 2020 dan belum lagi kerugian harta benda lainya yang belum teridentifikasi kerugianya.(RyN)