Komunitas Pemuda Poso Berhasil Memproduksi Cabai Hidroponik
SWARAQTA- Cabai hasil hidroponik dengan sistem drip irrigation (irigasi tetes) telah berhasil dibudidayakan oleh komunitas pemuda di kota Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, didalam green house seluas 150 m². Selasa (17/12/2024).
Keberhasilan ini berkat bimbingan para dosen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Tentena dikenal sebagai salah satu pusat wisata dengan pertumbuhan ekonomi pesat yang berada di Kabupaten Poso, karena adanya danau Poso yang sangat terkenal dan mampu merubah tingkat ekonomi masyarakat.
Pembangunan sektor wisata dan pemanfaatan aliran air sungai Poso sebagai pembangkit listrik membawa perusahaan dan pengusaha lokal yang tentunya juga membuka lapangan pekerjaan. Namun masih terdapat 60% masyarakat menengah ke bawah.
Komunitas Pemuda Pukat Tentena merupakan kelompok pemuda yang berperan di masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat menengah ke bawah dengan membina anak muda dibeberapa sektor diantaranya pengembangan kemampuan bahasa Inggris, Sains, Teknologi dan pertanian sayur modern dengan metode hidroponik.
Komunitas Pukat Tentena yang diketuai Ryan H. Ranonto merupakan sosok pemuda pelopor nasional bidang pangan. Kegiatan PkM yang didanai oleh Fakultas Sains dan Teknologi Unair ditujukan agar Komunitas Pemuda Pukat Tentena mampu meningkatkan pendapatannya melalui budidaya cabai secara hidroponik.
Selain itu juga kata Ketua PkM Prof. Yosephine Sri Wulan Manuhara, untuk memanfaatkan lahan yang tidak produktif dan memberikan pekerjaan karena komunitas pemuda belum memiliki pekerjaan tetap sehingga tidak mempunyai modal awal untuk memulai usaha.
Dari hasil pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, komunitas pemuda Pukat Tentena mampu membangun green house, menyemaikan benih, membuat instalasi drip irrigation, memindahkan bibit ke dalam media pembesaran dan memelihara tanaman cabai dengan sistem hidroponik hingga menghasilkan cabai yang layak jual.
Green house dapat menampung hingga 360 polibag yang masing-masing ditanami satu bibit tanaman cabai. Bibit tanaman cabai sebelumnya disemai di dalam wadah (tray), dimana masing-masing tray dapat ditanami 50 benih. Benih yang berumur lebih kurang 4-6 minggu siap dipindahkan ke dalam polybag dengan media tanam campuran kompos dan sekam.
Selanjutnya tanaman cabai dipelihara dengan memberikan nutrisi AB mix hingga tanaman berbunga dan berbuah. Setelah lebih kurang 8 minggu bibit dipelihara dalam green house cabai mulai berbunga dan berbuah. Cabai yang ditanam terdiri dari dua macam yaitu cabai rawit dan cabai keriting. Produksi buah cabai perpohon rata-rata 200 buah atau 300 gram. Hasil panen dari 360 Pohon diperoleh berat cabai 100 kg.
Sementara tanaman cabai, setelah panen pertama, dapat dipanen berulang kali setiap 1-2 minggu. Frekuensi panen ini sangat dipengaruhi oleh jenis varietas cabal, kondisi iklim, dan perawatan yang diberikan. Pada umumnya, tanaman cabai bisa memberikan hasil panen hingga 8-10 kali selama masa produksinya, yang bisa berlangsung hingga beberapa bulan tergantung pada kondisi lingkungan dan perawatan.
Kegiatan tersebut dirasakan sangat bermanfaat oleh komunitas Pemuda Pukat Tentena, karena selain bertambahnya pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman secara modern dengan metode drip irrigation untuk budidaya sayur dan buah, mereka juga mendapatkan modal usaha berupa green house dan instalasi hidroponik.
Dengan demikian komunitas Pemuda Pukat Tentena dapat melakukan budidaya cabai secara berkelanjutan dan memulai wirausaha dengan menjual cabai hasil hidroponik.(RyN)