Sosial Budaya

YPAL Kuatkan Lembaga Pemerintah dan NGO Local Merespon Bencana Kemanusiaan Sulteng

Poso, SWARAQTA– Yayasan Panorama Alam Lestari (YPAL) melalui program Towards Greater Effectiveness and Timeliness in Humanitarian Emergency Response (TOGETHER) menggelar Pelatihan Standard Minimum Sphere di Sulteng.

Kegiatan selama empat hari sejak 9-12 November 2021 berlangsung secara offline di Ancyra Hotel Poso.

Penyelenggaraan pelatihan Standar Minimum Sphere itu juga melibatakan Pemerintah Daerah, LSM/NGO dan komunitas dari berbagai daerah di Sulteng, yaitu BPBD Poso, Dinas Sosial Poso, TAGANA Kabupaten Poso, TAGANA Tojo Una-una, Yayasan KPPA Palu, Yayasan Ekonesia Palu, Institut Desa Mandiri Tojo Una-una dan LPMS Poso.

Kegiatan tersebut sebagai bentuk langkah bersama dalam membangun sinergisitas antara pemerintah dan aktor lainnya dalam kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia terlebih khusus di daerah Sulteng serta pengetahuan tentang standard minimum Sphere dalam menjalankan respon aksi kemanusiaan di tingkat daerah.

Menurut Fadhil Abdullah, Fasilitator Sphere sekaligus Focal Poin yang tergabung dalam 5 Local Humanitarian Partner (LHP) di indonesia mewakili YPAL, jika kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan koordinasi dalam respon penanggulangan bencana khususnya bagi peserta non pemerintah.

Selain itu ia menegaskan terbangunnya jaringan koordinasi khususnya pada aksi-aksi respon kemanusiaan di Sulteng antara YPAL dengan organisasi non pemerintah dan instansi pemerintah seperti BPBD, Dinas Sosial dan Tagana.

“Pada pelatihan tersebut menggunakan beberapa referensi seperti kebijakan dan peraturan terkait respon bencana maupun standard kemanusiaan untuk meningkatkan pengetahuan peserta terkait dengan isu-isu penting mengenai penanggulangan bencana. Referensi utama dalam pelatihan ini yaitu buku pedoman standard minimum sphere edisi 2018,” ucap Fadhil.

Fadhil mengatakan, secara mandat besar pada program TOGETHER tersebut dijalankan oleh konsorsium 4 LSM yaitu, Jerman (Diakonie Katastrophenhilfe; CARITAS Germany; Welthungerhilfe; Malteser International).

Program ini bertujuan untuk berkontribusi secara lebih bermakna terhadap program pelokalan (localization) aksi-aksi kemanusiaan di 8 (delapan) negara: Myanmar, Bangladesh, Indonesia, Pakistan, Ethiopia, SC Somalia, Republik Demokratik Kongo dan Kolombia.

Sementara program yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Jerman ini memfokuskan pada peningkatan kapasitas organisasi kemanusiaan lokal dan mendukung keterlibatan pada aksi kemanusiaan dan respon atas krisis kemanusiaan yang berprinsip pada standar aksi kemanusiaan Sphere dan Core Humanitarian Standard.

Laporan : Sarif

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page