Pendidikan

Workshop Anak Muda : Danau, Sungai Poso dan Laut Tercemar Mikroplastik

SWARAQTA- Para pelajar dari beberapa sekolah dan warga di Kecamatan Pamona Utara dan Pamona Puselemba serta di Desa Tokorondo Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso, Sulteng mengikuti workshop dengan tema “Saya Pilih Bumi, Tolak Plastik Sekali Pakai”.

Workshop ini diselenggarakan Komunitas Okotaka dan Orang Tokorondo dalam rangkaian kegiatan PGM JISRA, bekerjasama dengan Ecoton dan Institut Mosintuwu yang berlangsung sejak Selasa, 9 Juli hingga 12 Juli 2024.

Kegiatan dilakukan di Dodoha Mosintuwu, aula pertemuan Desa Tokorondo dan pondok pesantren Gontor khususnya bersama santri putra.

Kenyataan bahwa Kabupaten Poso merupakan kabupaten dengan 3 air, yaitu danau, sungai dan laut yang saling terhubung satu sama lain menghadapi tantangan kepungan plastik yang dibuang sembarangan.

Padahal, sebagian besar warga menggantungkan sumber airnya pada danau dan sungai, serta mata pencahariannya di danau atau laut. Pengamatan langsung dan pengalaman komunitas Okotaka dan komunitas Orang Tokorondo serta Institut Mosintuwu.

Pemahaman tentang bahaya plastik sekali pakai sangat kurang, sementara pengelolaan sampah masih sangat minim. Oleh karena itu dirasakan penting untuk membicarakannya dalam serangkaian workshop secara khusus bersama anak muda. Hal ini melatarbelakangi workshop ini dengan menghadirkan 3 narasumber dari Ecoton.

Prigi Arisandi, pendiri Ecoton yang pernah melakukan Ekspedisi Sungai Nusantara di Indonesia mengajak peserta workshop untuk mengetik kata kunci “ orang Indonesia paling banyak makan plastik” di mesin pencari.

Kata kunci ini mengawali cerita Prigi mengenai mikroplastik. Mikroplastik adalah remah-remah plastik berukuran kurang dari 5 mm. Daru Setyorini, peneliti Ecoton menjelaskan mikroplastik tersebut saat ini telah ditemukan dibanyak bagian tubuh manusia.

“Mikroplastik ditemukan di air itu sudah banyak penelitian dan tulisan di jurnal. Namun mikroplastik ternyata juga sudah ditemukan di feses manusia, di paru-paru, di air susu ibu , di plasenta, di otak bahkan dalam darah,” sebutnya.

Mikroplastik ini telah dianggap mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk mencari tahu keberadaan mikroplastik di wilayah Kabupaten Poso, para peserta diajak untuk melakukan penelitian singkat.

Sampel air diambil di danau Poso, sungai Poso, air laut dari pantai Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir dan beberapa jenis daun di desa asal peserta, sedangkan sampel udara ditangkap di Kelurahan Pamona.

Sampel juga diambil dari 2 wajah peserta workshop. Hasil penelitian terhadap sampel itu menemukan, air dan udara diwilayah di Kabupaten Poso telah tercemar mikroplastik.(RyN)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page