Miris, Sepak Bola Poso Mati Suri Pemerhati Kecewa Tidak Diperhatikan

SWARAQTA-Sepak bola di Kabupaten Poso, Provinsi Sulteng kini mati suri. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan berbagai pihak.
Seperti pemerhati sepak bola di Kabupaten Poso, mengeluhkan tidak ada perhatian dari pemerintah daerah untuk memajukan olahraga sepak bola di daerah Kabupaten Poso.
Keluhan dan desakan kepada pemerintah ini, terkait lesunya pembinaan sepak bola serta perhatian kepada club sepak bola dan bakat olahraga tersebut.
Untuk memenuhi target dan harapan sebuah kemajuan olahraga dan prestasi, membutuhkan dukungan dan kerjasama yang solid dari berbagai unsur.
Family Legend Club Poso, angkat bicara yang sangat turut prihatin dengan kondisi persepakbolaan yang ada di Poso.
Family Legend Club Poso merupakan tempat perkumpulan para senior, pemerhati sepak bola hingga mantan atlet sepak bola Poso, yang kini masih kuat terjalin silaturahmi.
Kepada wartawan Fais, selaku Ketua Family Legend Club Poso mengatakan, pihaknya menyikapi dinamika persepakbolaan di Poso seperti tidak sebanding lagi dan ketinggalan dengan daerah lain.
“Kenapa demikian, ini patut dipertanyakan kepada pemangku kebijakan dalam hal ini baik pemerintah maupun pencinta bola yang ada di Poso, atau para pemegang club yang ada di Poso kemana selama ini. Kalau mau jujur mengingat masa-masa yang lalu Poso dikenal dengan club Persipos Poso tapi kenyataan sekarang berbalik 100 persen tidak mendapat perhatian mati suri,” ungkapnya, Senin (16/6/2025).
Menurut Fais, begitu banyak kegiatan agenda nasional, tapi club kebanggan Poso Persipos justru tidak pernah terlibat, bahkan tidak mendapat dukungan untuk mengikuti kompetisi nasional.
“Ini menjadi pertanyaan bagi semua daerah yang ada di bawa naungan Asprov Sulteng, ada apa sebenarnya di Poso sehingga kegiatan bertaraf nasional tak satu pun Poso tidak pernah lagi tampil di kancah nasional. Saat ini salah satu contoh yang akan diadakan di daerah Poso event nasional sendiri Liga Sentra Indonesia zona Sulawesi Tengah, kemana nama besar Persipos,” ujarnya.
Keluhan lainnya juga disampaikan Tauhid seorang pemain dan pemerhati sepak bola Poso. Ia menyayangkan daerah Poso ketinggalan dan tidak ada kemajuan sepak bolanya, padahal daerah Poso sarang melahirkan pemain-pemain hebat yang bisa bersaing di level nasional.
Para pemerhati sepak bola Poso berharap, keluhan ini bisa didengar oleh pemerintah dan pihak lain, agar impian persepakbolaan Poso kembali berprestasi dapat bersaing di level nasional hingga lolos ke Liga 1 Indonesia.(RyN)