Ekonomi

Komitmen Y.PAL di Masyarakat, Gelar Diskusi Usaha Rotan dan Pemberian Bantuan Bagi KTH Sincimaya

SWARAQTA- Program perhutanan sosial jadi salah satu skema perlindungan kawasan yang cukup efektif untuk melindungi kawasan hutan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Selain upaya perlindungan kawasan, skema ini dipandang sebagai salah satu cara peningkatan ekonomi masyarakat dalam memanfaatkan hasil hutan di masing-masing wilayah yang telah memperoleh izin perhutanan sosial.

Saat ini di Kabupaten Poso terdapat 21 Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) yang sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kehutanan dalam pengelolaan kawasan.

Salah satu yang mendapatkan izin itu adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Sincimaya di Desa Kuku, Kecamatan Pamona Utara.

KTH Sincimaya memperoleh izin Perhutanan Sosial sejak tahun 2019 melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK. 5236/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/5/2019 tentang pemberian izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan kepada kelompok tani hutan kemasyarakatan sinci maya seluas ± 676 (Enam Ratus Tujuh Puluh Enam) hektare berada pada kawasan hutan produksi terbatas Di Desa Kuku, Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Tentu ini merupakan hal baik bagi pemanfaatan hasil hutan yang berada dalam kawasan itu.

Sebagai bentuk komitmen dalam pengelolaan kawasan dengan memanfaatkan hasil hutan di KTH Sincimaya, Yayasan Panorama Alam Lestari (Y.PAL) tanggal 29 Januari 2025 melakukan pertemuan dengan KTH Sincimaya guna mendiskusikan peluang bisnis rotan yang telah dibicarakan sebelumnya saat Monitoring KPS bulan Oktober tahun 2024 lalu.

Seperti diketahui, salah satu potensi hutan yang ada dalam kawasan izin KTH Sincimaya adalah Rotan. Namun saat ini, pemanfaatan rotan di Desa Kuku masih mengalami kendala diakibatkan harga rotan yang cukup rendah. Hal itu diungkapkan oleh Ketua KTH Sinci Maya Christian Mandang saat pertemuan tersebut.

“Rotan di desa kami cukup banyak, tapi belakangan, masyarakat pencari rotan sudah enggan mencari rotan karena harga yang diambil oleh pembeli sangat rendah,” ucapnya.

Hal serupa disampaikan juga oleh anggota KTH Sincimaya Oktorinus Kiding. Dia menyampaikan bahwa, saat ini harga rotan yang diambil oleh pembeli sangat rendah. Menurutnya entah karena apa harga itu rendah. Tapi kata dia, penting untuk mencari tahu harga rotan yang sebenarnya agar para pencari rotan mau memanfaatkan kembali hasil hutan di dalam kawasan mereka.

Dalam pendiskusian ini, Direktur Yayasan Panorama Alam Lestari Yopy Hary. S.H menerangkan, salah satu hal yang menjadi kendala berkaitan dengan harga rotan adalah, KTH Sincimaya tidak berkomunikasi langsung dengan pengusaha rotan yang ada di Poso atau di Palu sehingga informasi harga rotan yang sebenarnya tidak sampai ke petani rotan.

Menurut Yopy, penting bagi KTH Sincimaya membangun komunikasi dengan pengusaha rotan yang ada agar terjalin kesepakatan bersama antara dua bela pihak atau paling tidak petani dapat mengetahui harga rotan di pasar saat ini sehingga petani dapat bersemangat untuk mencari rotan.

Yopy juga menambahkan, saat ini KTH Sincimaya telah memiliki Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH) yang jadi modal baik untuk membangun kerjasama dengan pebisnis yang selama ini concern pada hasil hutan– baik itu rotan dan damar. Hal itu sebenarnya dapat memudahkan pengelolaan hasil hutan di Desa Kuku oleh masyarakat maupun pebisnis rotan.

“Penting bagi KTH Sincimaya berkomunikasi langsung dengan pengusaha rotan yang ada di Poso atau di Palu agar terjalin kerjasama tentang pengelolaan rotan yang berkelanjutan. Selain itu, KTH Sincimaya sekarang sudah punya SIPUHH artinya ini akan membantu memudahkan segala pengelolaan rotan di Desa Kuku,” jelas Yopy.

Setelah mendiskusikan dan merencanakan pengelolaan bisnis rotan dengan KTH Sincimaya di Desa Kuku, Pamona Utara, sebagai bentuk komitmen pada tata kelola usaha, maka pada kesempatan ini Y.PAL juga memberikan bantuan berupa timbangan gantung dan pembiayaan bagi pengelolaan bisnis rotan di Desa Kuku oleh KTH Sincimaya.

“Saat ini kami memberikan bantuan berupa timbangan gantung serta pembiayaan bagi bisnis pengelolaan rotan di Desa Kuku oleh KTH Sincimaya. Pembiayaan ini tidak begitu besar senilai Rp 25 juta. Tapi kami berharap bantuan itu bisa membantu KTH dalam pengelolaan bisnis rotan di sini sehingga dapat meningkatkan ekonomi kelompok dan secara umum masyarakat Desa Kuku,” tuturnya.

Yopy juga bilang, Y.PAL tidak hanya memberikan bantuan ini secara cuma-cuma, tapi mereka akan mendampingi KTH Sincimaya sampai enam bulan ke depan dengan harapan, KPS ini bisa mengembangkan bisnis rotan secara mandiri dan tentu menjalankan manajemen organisasi secara baik dan efektif.

Untuk langkah awal, Y.PAL tengah mencari pebisnis rotan yang mau bekerja sama dengan KTH Sincimaya dalam pengelolaan rotan di Desa Kuku. Sampai saat ini, sudah ada beberapa pebisnis yang tertarik untuk bekerjasama dengan KTH tersebut. Semoga kerjasama pengelolaan ini bisa terlaksana dalam waktu dekat.

Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari ini ditutup dengan penyerahan bantuan dan penandatanganan berita acara yang disaksikan langsung oleh Pemerintah Desa Kuku diwakili oleh Sekertaris Desa, anggota KTH Sincimaya, Yayasan Panorama Alam Lestari dan Pendamping Kelompok Uelincu Maju. Tidak lupa para peserta melakukan foto bersama untuk menutup jalannya kegiatan.(RyN)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page