DP3A Poso Dampingi Trauma Anak Kekerasan di Sekolah
Poso, SWARAQTA– Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Poso, Sulteng melakukan pendampingan psikologis anak korban kekerasan.
Hal itu dilakukan buntut dari kejadian kekerasan siswa di SMA Negeri 2 Poso yang menjadi viral.
“Tugas kami adalah melakukan pendampingan ketika ada yang mempengaruhi jiwanya, kami akan melakukan pendampingan terapi pisikologis,” kata Kadis DP3A Poso, Albert Pangai kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolres Poso. Senin (17/10/22).
Menurut Albert, pihaknya sudah menyiapkan staf khusus bagian psikolog yang nantinya melakukan pendampingan trauma healing kepada siswa korban kekerasan, maupun siswa lainnya yang merasa trauma.
Kepsek SMA Negeri 2 Poso, Sujito Suman mengakui, pasca viralnya kasus kekerasan, siswa merasa trauma.
“Biar bagaimana pun dengan kejadian ini secara pisikologis ada siswa yang trauma. Untuk sementara penanganan trauma anak-anak di sekolah kita manfaatkan guru Bimbingan Penyuluhan (BP), tentu dengan manfaatkan waktu yang ada melayani siswa-siswa yang merasa trauma,” ucapnya.
Sujito menyampaikan, untuk mengembalikan kepercayaan publik, pihak sekolah akan merangsang kreativitas siswa dengan mengekspresikan dalam sebuah prestasi ekstra kurikulum, sekaligus menjadikan SMA Negeri 2 Poso pionir anti kekerasan.
Diketahui bersama dunia pendidikan di Kabupaten Poso, Sulteng tercoreng akibat oknum guru wali kelas 10 di SMA Negeri 2 Poso bernama Ruddy Yanto Porayouw pada Kamis (13/10/22) melakukan kekerasan fisik terhadap dua siswa saat jam belajar, karena dianggap bolos.
Peristiwa itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral sejagat raya. Kasus tersebut telah dimediasi damai dan tidak menempuh jalur hukum.
Tetapi kasus itu kini ditangani Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng yang tengah membuat tim khusus untuk menentukan sanksi apa diberikan kepada oknum guru pelaku kekerasan.
Laporan : Ryan Darmawan