Ekonomi

Budaya Lokal, Pasar Global: Festival Danau Poso Sebagai Pendorong Ekonomi Kreatif

SWARAQTA- Dalam era globalisasi dan teknologi modern seperti saat ini, konsep ekonomi tidak lagi terikat pada layanan konvensional dan produksi fisik saja. Akan tetapi ekonomi kreatif muncul sebagai strategi baru perekonomian global yang menghubungkan antara kreativitas, inovasi dan keahlian dalam mewujudkan perekonomian suatu negara.

Ekonomi kreatif mengacu pada sektor ekonomi di bidang kreativitas, keahlian dan inovasi yang dalam proses pengembangannya melibatkan berbagai industri seperti seni, desain, film, music, periklanan, arsiktektur dan teknologi informasi.

Ekonomi kreatif tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam membangun identitas budaya suatu masyarakat dalam meningkatkan daya tarik kota atau daerah suatu wilayah.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keragaman suku dan budaya yang luar biasa, mencakup tradisi, seni, dan adat istiadat yang memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan ekonomi kreatif. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan budaya yang unik, termasuk Kabupaten Poso di Provinsi Sulawesi Tengah, yang dikenal akan keindahan danau Poso serta tradisi dan keragaman budayanya.

Salah satu upaya untuk mempromosikan kekayaan budaya lokal ini adalah melalui Festival Danau Poso atau dikenal FDP yang menjadi salah satu perayaan budaya terbesar di Sulawesi Tengah. Festival ini menampilkan berbagai seni, tradisi, dan kreativitas masyarakat lokal, sekaligus menjadi wadah untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal yang ada di Poso, Sulawesi Tengah kepada khalayak yang lebih luas.

Festival Danau Poso merupakan festival tahunan yang diadakan setiap pertengahan bulan Oktober dan berlangsung selama 3 hari di Kota Tentena, tepatnya di tepian Danau Poso. Festival ini menampilkan berbagai kegiatan yang mencerminkan kekhasan Kabupaten Poso, dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya lokal sekaligus menarik minat wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Festival Danau Poso mengusung konsep yang terinspirasi dari keindahan alam dan kekayaan budaya di sekitar Danau Poso, dengan tema yang berbeda setiap tahunnya. Misalnya, pada tahun 2023, festival ini mengangkat tema “Padungku” yang berarti ungkapan syukur atas hasil panen.

Sementara itu, pada tahun 2024, tema yang diusung adalah “The Spirit of Molimbu” (Limbayom Pombetirinai), sebuah tradisi masyarakat untuk mempererat tali persaudaraan melalui kegiatan makan bersama ditengah lapangan atau ruangan luas dengan lauk lengkap, dimana nasi dibungkus dalam daun pisang, baik dalam suasana suka maupun duka. Keunikan tema yang diambil dari budaya dan adat istiadat lokal inilah yang membuat Festival Danau Poso begitu menarik.

Selama tiga hari pelaksanaan, festival ini tidak hanya menampilkan konsep budaya yang kuat, tetapi juga melibatkan berbagai bentuk seni tradisional, seperti tarian khas Pamona, musik tradisional Pamona, serta upacara adat yang penuh makna, menjadikannya pengalaman yang berkesan bagi para pengunjung.

Festival Danau Poso merupakan contoh nyata bagaimana ekonomi kreatif dapat tumbuh melalui kegiatan budaya. Melalui festival ini, masyarakat Poso tidak hanya memperkenalkan keindahan alam dan budaya lokal, tetapi juga menciptakan peluang besar bagi sektor ekonomi kreatif, seperti seni, kerajinan tangan, kuliner, dan musik, untuk berkembang.

Beragam kegiatan yang diselenggarakan selama festival berlangsung mampu menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara, yang dalat berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah serta mendorong perkembangan ekonomi kreatif.

Selain itu, festival ini menjadi wadah bagi para pelaku industri kreatif lokal untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.

Dampak positifnya tidak hanya dirasakan pada aspek promosi budaya, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat, menjadikan Festival Danau Poso sebagai penggerak utama dalam mendukung ekonomi berbasis budaya dan kreativitas.

Penulis : Cheyin Clarisa Monabo
Fakultas: Fisip
Jurusan: Hubungan Internasional
Universitas Bosowa Makassar

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page