Kesehatan

Revolusi Digital Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Saatnya Beralih Ke Rekam Medis Elektronik

SWARAQTA- Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan sistem pencatatan penyimpanan data pasien secara digital yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas informasi kesehatan (Risdianty, N., & Wijayanti, C. D., 2019).

Di negara maju seperti Amerika, penerapan sistem informasi kesehatan berbasis elektronik telah dimulai sejak tahun 1999, Inggris sejak tahun 2000 dan New Zealand sejak tahun 2002 (Hendry, 2008). Sementara di Indonesia, perubahan rekam medik kertas ke Rekam Medis Elektronik masih jauh teringgal dan belum banyak dilakukan.

Implementasi RME di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan telah menjadi fokus utama dalam transformasi digital di bidang kesehatan. Sesuai amanah Pemerintah yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2022, bahwa setiap fasilitas kesehatan mulai diwajibkan untuk menggunakan Rekam Medis Elektronik. Dalam era digital, penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) menjadi langkah revolusioner dalam meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.

RME menggantikan sistem pencatatan manual yang selama ini digunakan di banyak fasilitas kesehatan, memberikan solusi atas berbagai tantangan seperti keterlambatan pencatatan, kesalahan input data, hingga sulitnya akses informasi pasien (Ningtyas, A. M., & Lubis, I. K., 2018). Namun, di balik berbagai manfaatnya, implementasi RME juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu segera diatasi agar sistem ini dapat berjalan optimal.

*Manfaat RME dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan RME memberikan dampak positif terhadap efektivitas, kerja tenaga medis dan kepuasan pasien. Dengan RME, tenaga medis dapat mengakses informasi pasien dengan lebih cepat dan akurat, sehingga meningkatkan kualitas diagnosa dan perawatan (Ariani, 2023).

Selain itu, sistem ini juga mampu mengurangi waktu tunggu pasien, mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan dokumen rekam medis, mencegah duplikasi pemeriksaan, serta meningkatkan koordinasi antar tenaga kesehatan (Andriani R, dkk., 2022).

Selain efisiensi, RME juga mendukung transparansi dalam pelayanan kesehatan. Pasien dapat lebih mudah mengakses rekam medis mereka, memahami riwayat kesehatan, dan terlibat dalam pengambilan keputusan terkait perawatan mereka. Dengan demikian, RME tidak hanya menguntungkan tenaga kesehatan, tetapi juga memberikan pengalaman layanan yang lebih baik bagi pasien.

*Tantangan dalam Implementasi RME.

Meskipun manfaatnya sangat besar, penerapan RME di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan infrastruktur teknologi. Banyak fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil, masih mengalami keterbatasan dalam hal akses internet dan perangkat yang memadai.

Selain itu, keamanan data pasien juga menjadi isu krusial. Risiko kebocoran atau penyalahgunaan data menjadi perhatian utama dalam penggunaan sistem digital di sektor kesehatan.

Faktor lain yang turut berperan adalah resistensi tenaga kesehatan dalam beradaptasi dengan sistem baru. Transisi dari pencatatan manual ke sistem digital memerlukan pelatihan intensif bagi tenaga medis dan administratif. Tanpa kesiapan sumber daya manusia yang memadai, efektivitas RME tidak akan tercapai secara maksimal.

Selain itu, interkonektivitas antara sistem RME yang digunakan di berbagai rumah sakit juga masih menjadi kendala yang perlu segera diatasi agar data pasien dapat diakses dengan lebih mudah dan aman antar fasilitas kesehatan.

*Pentingnya Evaluasi Penerapan RME.

Agar RME dapat berfungsi secara optimal, evaluasi menyeluruh sangat diperlukan. Evaluasi ini mencakup aspek keamanan data, kepuasan pengguna, efisiensi operasional, serta integrasi dengan sistem lain (Mahbubillah I, 2022). Dengan adanya evaluasi yang berkelanjutan, pemerintah dan institusi kesehatan dapat mengidentifikasi kendala yang muncul serta menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya.

*Rekomendasi untuk Implementasi RME Keberhasilan.

Agar implementasi RME berjalan optimal, beberapa langkah strategis perlu diterapkan. Pertama, pemerintah perlu memastikan kesiapan infrastruktur teknologi di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk peningkatan akses internet dan pengadaan perangkat yang memadai.

Kedua, regulasi terkait keamanan data perlu diperkuat agar dapat mencegah kebocoran informasi pasien. Ketiga, program pelatihan bagi tenaga kesehatan harus digalakkan guna meningkatkan kompetensi dalam menggunakan sistem RME. Terakhir, diperlukan standardisasi dan integrasi sistem RME secara nasional agar semua rumah sakit dan klinik dapat terhubung dalam satu jaringan yang aman dan efisien.

Transformasi digital dalam sistem pelayanan kesehatan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan dalam penerapan RME akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam membangun ekosistem kesehatan yang lebih modern, efisien, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat.

Dengan evaluasi yang tepat dan peningkatan dan peningkatan yang berkelanjutan, RME dapat menjadi pilar utama dalam modernisasi sistem kesehatan Indonesia. Saatnya kita memastikan bahwa transformasi digital ini benar-benar memberikan manfaat bagi tenaga medis dan pasien.

Penulis : Tri Budiono dan Poniman, Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Editor : Ryan Darmawan

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page