Sosial Budaya

19 Mantan Napiter Sulteng Berikrar Setia NKRI di HUT Kemerdekaan

Palu, SWARAQTA– Sebanyak 19 mantan Narapidana Teroris (Napiter) yang berada di provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ikrar NKRI mantan Napiter dilaksanakan pada momen upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Polda Sulteng. Rabu (17/8/22).

Ikrar yang dilaksanakan oleh para mantan Napiter kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) berlangsung dihadapan Wakapolda Sulteng, Brigjen Polisi Hery Santoso dan disaksikan seluruh pejabat utama Polda Sulteng dan awak media.

Diapit kibaran bendera merah putih, mantan Napiter Imran alias Imron Labuan memandu ikrar yang diikuti dan ditirukan oleh mantan Napiter yang lain.

Para mantan Napiter itu tergabung dalam tiga yayasan, Lingkar Perdana Poso, Sahabat Pelita Umat Kota Palu dan Yayasan Madani Sigi kemudian membaca 5 poin Ikrar NKRI yang mereka ucapkan secara bersama-sama.

5 poin tersebut yakni berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945, setia kepada NKRI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, menjaga persatuan dalam masyarakat majemuk agar tercipta keharmonisan, toleransi dan kerukunan di wilayah Sulteng, menolak organisasi dan aktifitas yang bertentangan dengan pancasila, serta bersama-sama dengan masyarakat dan pemerintah untuk membangun Sulteng yang aman, damai dan sejahtera.

Kepada wartawan, Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Polisi Didik Supranoto, mengatakan, momen HUT ke-77 Kemerdekaan RI, 19 mantan Napiter telah berikrar setia kepada NKRI.

Didik menyampaikan, mantan Napiter yang berikrar setia kepada NKRI, berasal dari Kabupaten Poso 10 orang, Kabupaten Sigi 6 orang dan Kota Palu 3 orang.

“Semoga dengan pelaksanaan ikrar ini, mereka dapat berbuat yang terbaik untuk masyarakat utamanya dalam membangun Sulteng yang aman, damai dan sejahtera,” ungkapnya.

Sementara Imron Labuan mengungkapkan, peringatan 17 Agustus ke 77 ini sangat berkesan buat kami, karena kegiatan-kegiatan seperti ini tidak pernah diikuti.

“Ini momen sangat berkesan kami mengikuti upacara Kemerdekaan RI. Kalau dulu kami benci tidak suka acara-acara begini karena dulu kami terpapar paham-paham ekstrim atau radikal,” kata Imron mantan Napiter Poso.

Laporan : Ryan Darmawan

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page