Sosial Budaya

Yayasan Sikola Mombine Gelar Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Desa Responsive Gender

Poso, SWARAQTA– Yayasan Sikola Mombine dengan dukungan U.S Consulate General Surabaya bekerjasama melaksanakan Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) dengan mengimplementasikan serangkaian cara dan pendekatan untuk mengintegrasikan perspektif gender di dalam proses perencanaan dan penganggaran.

Dalam pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari penuh secara hybrid di Hotel Ancyra by Continent Poso dan ZOOM cloud. Acara ini dibuka oleh KEMENPPPA, Dewi Respatiningsih selaku Sekretaris Deputi Bidang Kesetaraan Gender/Plt.

Asdep menyampaikan bahwa perencanaan kebijakan, program, dan kegiatan beserta implementasinya harus memiliki dasar pemahaman konsep gender.

Pengarusutamaan gender harus terefleksikan dalam proses penyusunan kebijakan perencanaan dan penganggaran untuk menjamin agar perencanaan dan penganggaran yang dibuat oleh seluruh stakeholders, sudah adil bagi seluruh kelompok masyarakat.

Sementara Ibu Irnawastu Kepala seksi bidang Kualitas Hidup Perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulteng menyampaikan, bahwa semua pihak harus menerima manfaat yang setara melalui pemahaman akan kesetaraan gender yang dapat memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak terhadap sumber daya pembangunan baik dalam level nasional maupun daerah.

Selain itu Esti Durahsanti dari U.S Consulate General Surabaya menyampaikan dukungan penuh akan keberhasilan pelaksanaan pelatihan PPRG program Women4GRB dari Yayasan Sikola Mombine, ia juga berharap rangkaian kegiatan akan membantu pembangunan berkelanjutan di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

Dalam pembukaan, Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine, Nur Safitri Lasibani juga menyampaikan bahwa pelatihan PPRG ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat desa dalam melakukan perencanaan dan penganggaran yang responsive gender melalui beberapa poin muatan diskusi seperti konsep gender, pengenalan PPRG, dan pembuatan GBS dan GAP sebagai dokumen PPRG yang dilaksanakan melalui diskusi dan presentasi kelompok.

Kegiatan pelatihan PPRG ini dihadiri oleh 25 orang perwakilan dari empat desa antara lain Desa Malitu, Desa Masani, Desa Sintuwu Lemba dan Desa Sepe serta empat orang fasilitator daerah Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Empat Desa tersebut dipilih dikarenakan Desa Masani dan Desa Sepe adalah Desa dampingan program DRPPA dari KEMENPPA, sedangkan Desa Malitu merupakan desa dampingan Sikola Mombine serta Desa Sintuwu Lemba adalah desa yang telah mempraktekan musyawarah desa inklusi.

Pelatihan ini juga menghadirkan Abdullah Abdul Muthaleb, Fasilitator Nasional PUG dan PPRG Banda Aceh, dan Gunawan dari Yayasan Sikola Mombine, selaku co-fasilitator kegiatan. Sesi pelatihan yang berlangsung selama dua hari menguatkan pemahamanan aparat desa dalam perencanaan dan penganggaran yang responsive gender di desa.

Abdullah menyatakan desa harus mampu menganalisa mana saja program yang masuk dalam buta gender, bias gender, netral gender dan responsive gender.

Fira Tiyasning Tri Utari selaku manajer program women 4GB dari Yayasan Sikola Mombine mengharapkan pelatihan PPRG ini dapat meningkatkan kemampuan aparat desa dalam memenuhi 7 prasyarat PUG yaitu komitmen, kebijakan, kelembagaan, sumber daya, data, alat analisis, dan partisipasi masyarakat dalam rangka mensinergikan berbagai program daerah untuk mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak sebagai program Nasional KEMENPPA.

Laporan : Ryan Darmawan

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page