Ekonomi

Keterlibatan Kaum Perempuan Punya Potensi Membangun Desa

Poso, SWARAQTA– Yayasan Sikola Mombine menggelar public talkshow program perempuan dalam politik. Selasa (30/8/22).

Talkshow berlangsung di hotel Ancyra Poso, dengan tema “Memperkuat Kepemimpinan Perempuan di Tingkat Desa Dalam Mendorong Tata Kelola Pemerintahan yang Baik”.

Kegiatan ini selaku pemateri, pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Poso, Politikus Perempuan, Kepala Desa Perempuan, dan pihak Sikola Mombine.

Kadis DP3A Cristina Limbong mengatakan, jika peran perempuan semakin penting, karena posisi perempuan dalam keluarga dan desa merupakan posisi yang selayaknya tidak hanya diadakan sebagai sasaran potensi sumber reproduksi biologi dalam hal melahirkan dan membesarkan anak.

“Tetapi juga perlu didorong untuk memenuhi potensi reproduksi sosiologi dan politik dalam hal mengakses peran dan fungsi kepemimpinan tingkat lokal atas dasar dan kesetaraan,” ungkapnya.

Kata Kadis, peran perempuan desa secara mendasar sesungguhnya bertumpu pada kesejahteraan perempuan dan anak, pengukuran terhadap tingkat kesejahteraan bukan sekedar soal jumlah pendapatan rakyat untuk setiap orang hidup yang meliputi kesehatan dan pendidikan serta klasifikasi perempuan.

Sementara Sefrida Vocal Poin Sikola Mombine menyampaikan, kegiatan ini memberikan pengetahuan bahwasannya kaum perempuan dapat memiliki kompetensi dalam pembangunan desa. Dimana sebagai seorang perempuan penting dapat terlibat dalam setiap pembangunan.

Fadila Meruntju Kades Perempuan dari Desa Sepe menyampaikan, pelayanan adalah hal yang perlu dilakukan karena merupakan implementasi dari pelayanan itu sendiri.

Menurut Fadila, setiap kades memiliki inovasi untuk bekerjasama agar masyarakat tertarik dalam pembangunan bersama. Keterbukaan adalah hal mendasar dalam artian bahwa setiap kegiatan harus bersifat transparansi.

Selain itu kata Febe Rahmawati selaku Politikus Perempuan, jika perempuan adalah tokoh utama dimana suatu individu dapat terbentuk, karena kaum pria lebih dominan untuk mengambil keputusan dan mengesampingkan keputusan perempuan.

Perempuan cenderung disisihkan tetapi lewat kegiatan ini bisa menjadi perempuan-perempuan yang mandiri dan mau mencoba hal-hal baru.

“Strategi saya adalah memperkuat pendidikan, kemudian bisa membina pendidikan itu sendiri, yakni akses pendidikan yang berkualitas dan setara dengan pendidikan yang sudah maju sehingga ekonomi berkembang,” tuturnya.

Talkshow diikuti sekitar 50 peserta mulai mahasiswa, LSM, perwakilan pemerintah desa, serta tamu undangan lainnya.

Laporan : Ryan Darmawan

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page